カメラを持った語り部
Kamera yang Membawa
sepenggal cerita
湖畔の岩に、ひざを抱えて腰を下ろしている男が一人。残り雪の反射に目を痛めないようにであろう、サングラスを掛けている。音という音すべてを吸い込んでしまったような湖面は、辺りの景色を映し静まり返っている。薄雲を通して湖面に映る太陽にじっと視線を向ける男は、周りの情景に解け込んでしまったかのごとく微動だにしない。大自然に飲み込まれた人間の存在の、いかにちっぽけなことか。大自然と一体化した男の姿の、いかにいとおしきことか。
Disebuah batu besar di tepi danau, terlihat seorang lelaki
yang sedang duduk memeluk lututnya sendiri. Ia mengenakan kacamata hitam supaya
matanya tidak rusak karena pantulan dari salju yang tersisa. Permukaan danau
seolah meredam segala bunyi yang ada, membuat suasana terasa begitu hening.
Pria itu terlihat tenggelam dalam dunianya sendiri menatap pantulan sinar matahari
yang tertutup awan tipis di permukaan danau. Melihat hal tersebut, aku
mempertanyakan betapa kecilnya eksistensi manusia jika dibandingkan dengan alam
ini. Serta bagaimana sikap kita terhadap hubungan manusia dengan alam.
ビリーの写真が語りかけるものは、静寂と寛容。エイズに感染、発病し、死を運命づけられた人たち60人を写したビリーの写真集を見て、まず私が圧倒されたのは、一枚一枚に写し出された音のない世界。決して、死を待つ人間の静けさではない。そうでないことは、写真の中のうつむいた目、真正面を見つめた目が、鮮明に物語っている。どの目も、与えられた運命の過酷さ、不平等さをのろうことなく、自らの、そして他者の、ありのままを受け入れる優しい許しの目である。
Foto foto yang Billy lihat menceritakan tentang ketenangan
dan toleransi. Saat Billy melihat foto-foto mengenai 60 orang yang terinfeksi
AIDS, mengalami patogenesis, serta sudah ditakdirkan untuk mati tersebut, ia
langsung terfikir tentang dunia tanpa suara yang tertangkap dalam lembaran foto
tersebut. Mereka tentunya bukan orang orang yang pasrah menunggu ajalnya. Akan
tetapi, dalam foto tersebut dapat terlihat tatapan mata lembut mereka menatap
satu sama lain seolah saling menerima dan memaafkan satu sama lain, tanpa
sedikitpun emosi terhadap nasib mereka yang tidak adil.
60枚のモノクロ写真の中に、目のない写真が一枚ある。写真集の一番初めに出てくるベビーAの写真である。ベッドに横たわるAちゃんが、苦しげに半開きにした口。そこから上が、写真にない。プライバシーの尊重を何よりも重視したビリーは、どんなに時間がかかろうが、撮影を許可してくれた人たちに出来上がった作品を送り、公表しても良いかと再確認した上で、一番気に入った物を選んでもらい写真集にした。「自分で決断する能力のないベビーAの顔を、だから、無断で公表することは、私の良心が許さなかった」と、後にビリーは、目のない写真のいきさつを語ってくれた。生まれてから病院の外へ一歩も出ることなく、ベッドに寝たきり、春の日差しの暖かさも知らぬままこの世を去ったAちゃん。「一生」と呼ぶにしてはあまりにも短過ぎたその一生。Aちゃんの目は、果たして、生を授けた両親をのろった目だったのだろうか。それとも、ほかの59人と同じ目だったのだろうか。「この写真が、どれよりも辛い写真だった」と、物静かに語る写真家は、写真集の一番最初にこの作品を載せた理由にも、Aちゃんがどんな目をしていたかということにも、とうとう触れなかった。
Dari 60 lembar foto hitam putih tersebut, ada satu lembar
foto yang tidak menunjukkan mata dari objeknya. Foto tersebut merupakan foto
seorang bayi yang terdapat pada halaman pertama di album foto tersebut. Bayi
tersebut tertidur di ranjangnya dengan mulut sedikit terbuka seolah ia. Bagian
atas dari mulut tersebut tidak terlihat
di foto. Billy sangat menghormati privasi orang lain, setelah sekian lama
memilih, akhirnya ia menanyakan kepada sang fotografer mengenai kesediaannya untuk
menampilkan foto tersebut di publik karena ia tertarik untuk memasukkan foto
tersebut kedalam album kumpulan foto pilihannya. Billy berkata, ”Saya tidak
bisa menerbitkan foto wajah bayi ini tanpa persetujuan anda, karena bukan saya
sendiri yang memotretnya,” sembari mengiyakan, sang fotografer mulai bercerita
mengenai foto tersebut. Tentang seorang bayi berinisial A yang sejak lahir
tidak pernah meninggalkan rumah sakit sama sekali, seorang bayi yang hanya
menghabiskan seluruh hidupnya di atas ranjang, bahkan ia sama sekali tidak
pernah merasakan hangatnya sinar matahari musim semi. Sebuah ‘kehidupan’ yang
teramat pendek untuk dapat disebut kehidupan. Mendengar cerita tersebut, Billy
menjadi penasaran dengan tatapan mata sang bayi, apakah matanya dipenuh amarah terhadap kedua orang tuanya
yang telah memberi kehidupan sementara itu, ataukah sebaliknya malah
memancarkan kelembutan seperti mata 59 orang lainnya? Sembari menyentuh foto
tersebut, sang fotografer berkata dengan pelan, “Dibandingkan foto-foto yang
lain, foto tersebut yang terasa paling menyesakkan,” itulah alasannya
meletakkan foto bayi tersebut di halaman pertama.
この写真集の日本での出版にあたり、ビリーが講演会のために来日した。通訳を依頼され彼に初めて会った私は、その目を見るなり「あっ」と思った。ビリーは、自らが写真に撮った人たちと同じ目をしていたのだ。そして写真集に記された「この仕事を通して人生が変わった」というビリーの言葉が即座に理解できた。死を宣告された人たちが、打ちのめされ、絶望し、それでも、否、だからこそ残された時を精一杯大切に生きようと前向きに立ち上がった。その彼らが学んだことは、のろうことでも、恨むことでもなく、その運命を許し、受け入れることだった。命の尽きる日を宣告された人たちから、レンズ越しにこの写真家が見いだしたものは、人の手ではどうすることもできぬ運命を持った一つ一つの命が、いかにちっぽけなものであるかということであった。また、それでもなお、与えられた道を自分なりに精一杯歩み続ける人の姿が、いかにいとおしきものであるかということでもあった。カメラを持った語り部は、知らず知らずのうちにその人たちと同じ目になっていたのに違いない。
Supaya dapat menerbitkan album foto tersebut di Jepang, Billy
datang ke Jepang untuk meminta nasihat. Aku yang ditunjuk sebagai penerjemahnya
teringat sesuatu hal saat pertama kali melihat matanya. Tatapan mata Billy terlihat sama seperti
tatapan orang orang yang terdapat di dalam foto-foto tersebut. Kemudian aku mengerti
mengapa ia menuliskan “pekerjaan ini
telah mengubah hidupku” di album fotonya. Orang orang yang telah divonis mati
tersebut pasti terpukul, putus asa, akan tetapi sebaliknya, mereka malah
berjuang untuk bangkit dan menjalani hari-hari mereka yang tersisa dengan
sebaik mungkin. Mereka tidak marah, apalagi dendam, malah menerima dengan
ikhlas nasib mereka tersebut. Melalui orang orang tersebut, dari lensanya sang
fotografer menyadari betapa kecilnya hal hal yang dapat dilakukan oleh manusia.
Selain itu, ia juga menyadari betapa hebatnya sosok seseorang yang tetap
berusaha menjalani hari-harinya sebaik mungkin meskipun mereka mengetahui jalan
yang sudah ditakdirkan untuk mereka. Tidak salah lagi, selama itu sang
fotografer pasti tanpa sadar mulai memiliki tatapan seperti mereka.
容易に周りの人たちを寄せつけようとせず、心の内を語ろうとしない彼らが、ビリーを自らの世界に招じ入れ、心を開き、写真を撮らせた。その彼らが受けている言われなき人権侵害と差別。「憎むべきはエイズであり、エイズと共に生きる人たちではありません」と語る一人の写真家の憤りが、傍らに立つ私にもひしひしと痛いほど感じられた。それはビリーの憤りであると共に、何百万といわれる世界中のエイズという十字架を背負った人たちの静かな憤りでもあった。過酷な運命に、排他的な社会に、一度切り捨てられたが故に、生きることの意義を真正面から見据えるよりほかなかった人々。それでも、すべてを受け入れ、許し、前向きに精一杯生きる彼らの勇気と崇高さ。それが伝えられるのはビリーをおいてほかにはない。
Billy mencoba masuk ke dunia mereka yang tertutup dan sulit
untuk berbaur dengan orang lain . Perlahan ia dapat membuka hati mereka hingga
mereka memperbolehkannya Billy untuk memotret mereka. Mengambil gambar tentang
diskriminasi dan perlakuan melanggar HAM yang mereka terima. Dengan kesal, sang
fotografer berkata, “yang pantas dibenci itu AIDS nya, bukan orang orang yang
menderitanya!” Akupun merasa demikian. Billy menyuarakan emosi jutaan orang
yang telah divonis mengidap AIDS di seluruh dunia. Orang orang yang setelah
kehilangan arti hidupnya, harus dikucilkan oleh masyarakat karena nasib mereka
yang menyedihkan. Meskipun begitu, mereka menerima, memaafkan, dan tetap
semangat untuk menjalani hari-hari mereka. Billy adalah satu-satunya orang yang
dapat menyampaikan hal-hal tersebut melalui foto-fotonya.
ビリー・ハワード。人間を見つめ続け、生を考え続けた一人の写真家が、語り部として聴衆の魂に語りかけた。エイズの問題はいつしか一人一人の命への問いかけとなり、生まれ、生き、そして死ぬという人間の根源の問題として受け止められた。ビリーの写真が語りかけるものが、そして、今は亡き静寂の世界の主人公たちからのメッセージが、静かに会場の人々の心に刻み込まれた。
Billy Howard. Seorang juru potret yang terus memikirkan
kehidupan dan menatap kemanusiaan yang berperan sebagai pendongeng yang
bercerita pada jiwa penonton. Mengangkat topik AIDS yang dianggap sebagai akar
dari kelahiran, hidup, serta kematian manusia yang mulai berhenti
dipertanyakan. Pesan yang tergambar dari foto foto Billy tersebut menjadi
pahlawan bagi orang orang yang selama ini ada di dunia yang penuh kebisuan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar